Mar 22, 2011

Who was (being) surprised?



                “Teng tong..”, bunyi bel pertanda kereta akan memasuki tujuan akhir membangunkan Putri dari tidurnya. Lehernya pegal, mungkin karena semalaman tidur dengan posisi duduk dan tidak menggunakan bantal. Sambil memijat-mijat lehernya pelan, ia melihat pemandangan areal persawahan dari kaca kereta api ekonomi yang ditumpanginya. Sejenak ia merasa takjub, mengingat di Jakarta sangat sulit menemukan areal persawahan seperti yang sekarang dilihatnya.
                “Kendal masih asri ya dik..tidak seperti di Jakarta,” suara pria tanggung yang duduk di sebelahnya cukup mengagetkan gadis hitam manis ini. “Oh, ternyata ini masih di Kendal.., ”Putri hanya menggumam pelan dan tersenyum simpul kepada pria tadi. Ia malas berbicara, karena benar-benar ingin  menikmati pemandangan di depannya. Bahkan ketika ia ditawari secangkir kopi oleh pria tersebut, ia hanya mengangguk pelan sembari mengucapkan terima kasih. Dihirupnya udara pagi yang segar dalam-dalam, seakan ia hanya bisa bernafas pagi ini saja.
                Putri mengingat kembali tujuannya ke Semarang. Ia ingin memberikan surprise di hari ulang tahun Abi, kekasihnya sejak 6 bulan lalu. “Yang jelas aku mau kamu disini besok..,” pinta Abi tadi malam lewat telepon. Putri tetap mengatakan tidak bisa, padahal ia ingin memberikan surprise. Abi akhirnya mengalah, walaupun Putri tau bahwa Abi sangat kecewa.
                Putri menyunggingkan senyum, membayangkan bagaimana reaksi Abi bertemu dengannnya nanti. Kereta memasuki Stasiun Poncol, Semarang. Putri bersiap-siap. Diah, teman Abi yang akan menjemputnya di stasiun. Putri dan Diah sudah berteman akrab sejak Putri pertama kali pergi ke Semarang. Begitu juga dengan teman-teman Abi yang lain. Kedekatan mereka ini yang membuat Putri dengan gampang bisa merencanakan surprise untukAbi.

put, keretanya yg kuning bkn?
ak tgu d dpn pntu kluar y
kangen hhe
From : Diah cantik (0855748356xxx)
             05.45 a.m

                Putri tersenyum membaca pesan baru di hp nya. Ia melangkah keluar kereta, dan mulai mencari-cari sosok diah. Ternyata diah tidak sendiri. Ia membawa beberapa teman kos-nya. Putri senang bisa berteman dengan orang baru lagi. “Halo apa kabar cantik..,” sapa Putri sembari memeluk Diah. “Baik sayang..kamu gimana? Capek ya? Oh iya kenalin ini teman-teman kos-an aku..”, balas Diah. Setelah berkenalan dan cipika-cipiki dengan Dhani dan Anjar, temen kos-an Diah, mereka pergi mencari sarapan. Ketoprak di pinggir jalan pun siap mengisi perut mereka yang kosong.
“Jam berapa dari Jakarta Put?,” Tanya Dhani, teman Diah. “Jam 09.30 Dhan, malam banget ya?,” jawab Putri ramah. Akhirnya percakapan panjang pun melunjur dari bibir mereka. Matahari pun beranjak naik. Sarapan pagi di kota lain dengan teman-teman baru merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi Putri, dan tidak mungkin Ia lupakan.
                Perut kenyang, mereka pun bergegas pulang ke kos-an. “Mau mandi atau istirahat dulu Put?,” tawar Diah begitu sampai dikamar. “Mandi aja ya, aku gerah banget,” jawab Putri. Walaupun cuaca di Semarang pagi ini sejuk, tetapi Putri merasa gerah karena semalaman berada di atas kereta api ekonomi Jakarta-Semarang. Ya, ia hanya mampu naik kereta ekonomi. Maklum, untuk membeli kue dan kado bagi kekasihnya saja sudah mengeluarkan banyak uang.
                Selesai mandi, Putri ngobrol-ngobrol dengan Diah dan Dhani, yang ternyata adalah teman sekamar Diah. Dimulai dari rencana surprise yang masih ngambang menentukan tempat, hingga curhat-curhatan. Putri cepat akrab dengan mereka, apalagi mereka juga sangat ramah dengan Putri. Setiap Putri ke Semarang, pasti mereka selalu welcome menerima Putri di kos-an mereka.
                “Jadi mau gimana nih Put? Aku udah ngomong ke Abi kalo ia harus mentraktir kita di Coffe Shop baru nanti sore. Tapi kalo kamu surprise disitu sepertinya kurang oke Put, waitressnya ga asik,” cerocos Diah. Putri bingung, ia tidak tahu betul daerah Semarang. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Diah dan Dhani. “Gimana kalo surprise nya di taman FBS aja? Dari situ, kita baru makan bareng-bareng, gimana?,” usul Dhani. Diah mengangguk-ngangguk senang, Putri juga mengiyakan. Ia percaya saja dengan mereka, toh mereka yang mengerti Semarang.
                Putri lalu mengirimkan sms kepada Jojo, teman Abi yang bertugas membawa Abi ke tempat surprise. Putri sudah lama meminta tolong kepada Jojo, dan ternyata Jojo dengan senang hati membantunya.

jo, k tmn FBS aj kta diah
abs ashar gt, ok.
I trust you, thx pals
Delivered to : MojoJojo (087843215xxx)
                          11.00 a.m

                Beranjak siang, Dhani diapelin Ian, pacarnya. Setelah berkenalan dengan Ian, Putri dan Diah mencari kue untuk surprise Abi. Capek bolak-balik mengelilingi 3 toko kue, akhirnya pilihan Putri jatuh pada Chocolate Lava Roll Cake di Cherry Bakery. “Bagus kan Di?,” tanya Putri tidak ragu-ragu. “Oke put, sip! Tapi kayaknya enakan yang vanilla..ada banyak buah-buahan di atasnya..hmmm..,” Diah menggumam pelan, tetapi terdengar oleh Putri. Diah terlihat lucu, seperti anak kecil. “Tapi Abi ga suka vanilla Di..gimana dong? Aku beliin kamu cake mini yang banyak buahnya itu tuh..mau gak?,” tawar Putri sambil menunjuk bermacam-macam cake mini di depan mereka. Diah mengangguk setuju, membuat Putri tertawa. Setelah selesai, mereka pun pulang.
                Putri dan Diah langsung menghempaskan diri ke tempat tidur begitu masuk kamar. Mereka tidak memperdulikan Dhani dan pacarnya yang lagi asik ngobrol di depan. “Huahh..cape ya Di..,” kata Putri. “Grookk..grookk..,” jawaban Diah ternyata adalah dengkurannya. Putri tersenyum, dan membenarkan posisi tidur Diah. Ia pun mulai melamun tentang rencana surprisenya.
                “Aduh neng geulis senyum-senyum sendiri, mikirin Abi ya..hihi,” suara Dhani mengagetkan Putri. “Hahaha, aku cuma ngebayangin gimana reaksi Abi ntar ya?,” timpal Putri. “Haha..pasti lucu banget mukanya Put, aku yakin,haha..” Dhani malah tertawa girang. Selanjutnya mereka terlibat pembicaraan menarik tentang pacar-pacar mereka. Setelah lelah, Putri mencoba untuk istirahat sebentar.
                Ketika Putri bangun, hari sudah beranjak sore. Dhani sedang mandi, sedangkan Diah masih tidur pulas. Putri memutuskan untuk shalat ashar dulu. Ketika Dhani selesai mandi, ia lalu membangunkan Diah untuk bersiap-siap pergi ke taman FBS. Putri dan Dhani pun bersiap-siap. Setelah selesai, Putri pun  meng-sms Jojo.
                Belum sempat Putri mengirimkan sms, Dhani yang menerima telepon dari Ian berteriak-teriak kencang,  “APA?? JOJO, TOPAN, DAN ABI KECELAKAAN? DIMANA??!!”. Jantung Putri berdegup kencang. Diah pun loncat dari tempat tidur. Putri shock, ia tidak menyangka Jojo dan Topan yang buru-buru demi dirinya mengalami kecelakaan. Abi apalagi! Putri tidak mau terjadi apa-apa pada Abi. Ia hanya bisa melongo seperti orang kesambar petir.
                “Mereka di RS.Kalijati. Katanya Abi parah. Aku sama Ian berangkat duluan kesana. Kalian nyusul ya, hati-hati,” kata Dhani, disusul dengan hujan deras yang mengguyur Semarang. Lengkap sudah. Hujan sepertinya turut merasakan kesedihan Putri. Putri memandangi kepergian Dhani dan Ian di tengah hujan deras, lalu terjaga ketika ada tangan lembut menyentuh bahunya.  “Put..kamu pakai mantel ini ya..Kita tunggu hujan reda sebentar lagi..,” ujar Diah pelan. “Gak Di..Aku mau kita pergi sekarang..Aku pengen ketemu Abi..buruan Di, buruan..,” isak Putri di bahu Diah. Ia merasa sesak di dadanya. Ia kangen Abi! Ia tidak peduli dengan surprisenya lagi, bahkan dengan kue dan kado yang ia sudah susun rapi diatas tempat tidur. Ia hanya ingin memastikan Abi tidak apa-apa.
                “Yaudah, yaudah..kamu pakai mantel, ambil dompet dan hp, sekarang kita berangkat ya..,” ujar Diah lembut sembari mengelus kepala Putri. Putri mengangguk cepat, dan segera mengambil barang-barangnya, dan duduk di boncengan Diah. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit, hujan masih turun. Tidak deras, tetapi cukup membuat Putri merasa kedinginan. Ia tidak peduli, ia hanya ingin segera bertemu Abi. Tak terasa mata Putri panas, tetesan air hujan pun bercampur dengan air matanya. “Semoga kamu gak kenapa-kenapa ya Bi..,” do’a Putri diatas motor.
                Ketika sampai dirumah sakit, Putri langsung memberondong Dhani yang menjemput mereka di depan pintu dengan pertanyaan-pertanyaan.  “Abi dimana?? Gak kenapa-kenapa kan? Yang lain gimana? Ayo ngomong Dhan,ngomong..,” paksa Putri. Dhani hanya menggandeng tangan Putri menuju sebuah kamar. Di dalamnya ada Abi, yang sedang tidur. Tangannya tersambung ke infus, dan sekujur tubuhnya di perban. Putri langsung memeluk Abi, membiarkan airmatanya tumpah. “Abi kamu kenapa..Aku ga mau liat kamu begini..Kamu bangun dong, bangun..Aku kangen..,” isak Putri pelan. Ia memegangi pipi Abi, berharap abi merasakan betapa khawatirnya ia.
                Diah mencoba menenangkan Putri. Mereka berkata sebentar lagi dokter akan datang, menjelaskan apa yang terjadi dengan Abi. Putri melihat sekeliling, tapi tidak melihat Jojo dan Topan. “Jojo dan Topan dimana?,” tanyanya bingung. “Di ruangan lain..disini sempit put. Aku dan anak-anak jenguk mereka dulu ya, kamu disini aja jagain Abi..nanti kita kembali..yah? Jangan sedih ya put..”, kata Dhani. Putri pun mengangguk lemah.
                Berdua dengan Abi seharusnya membuat Putri bahagia. Tetapi tidak di ruangan ini, dan dengan keadaan Abi yang seperti ini. Putri terus membelai pipi Abi, berharap kekasihnya akan sadar. Dokter yang ditunggu-tunggu pun tak kunjung muncul. Ia berjalan mondar-mandir untuk menenangkan hatinya. Namun tiba-tiba saja Abi megap-megap seperti ikan kekurangan air. Putri panik. “Abi?? Kamu kenapa?? Toloooooong..,” teriak Putri kencang, sembari menuju pintu kamar.
                “SURPRISE!!!!”, teriak Diah, Dhani, Ian, Jojo dan Topan di depan pintu kamar yang baru saja dibuka Putri. Putri kaget, bingung, apalagi ketika ia mendengar suara tawa Abi yang khas. “HAHAHAHAHAHA. Kena deh!! Lucu banget sih kamu..hahaha,” kata Abi dengan santainya. Putri yang sadar bahwa dia hanya jadi korban kejahilan Abi dkk, hanya bisa berteriak sembari memukuli pundak Abi. “ARRGGHHHH jahat jahat jahat!!!!! Huh. Tega banget sih kalian buat aku panik..,” teriak Putri pada semua orang di dalam ruangan itu. “Kita hanya menjalankan suruhan pacar kamu itu kok, hehe..,” Diah mencoba ngeles. Dhani dan yang lain hanya senyum-senyum jahil. Putri kesal sekali.
                “Iya sayang, aku yang suruh mereka..Aku udah punya feeling kok kamu bakal kesini dan kasih surprise ke aku. Makanya mereka mau bantuin aku..Maaf ya cantik..,” ucap Abi sembari memeluk kepala Putri dan menciumnya lembut. “Huh..mentang-mentang feeling kamu kuat..Gagal deh rencana aku ngerjain kamu..,” rajuk Putri manja. “Hehe, gak apa-apa sayang..Tuh udah ada kuenya. Aku boleh tiup gak?” pinta Abi.
Putri melihat di tangan Jojo sudah ada kue yang Putri beli, lengkap beserta lilinnya. “Yaudah boleh, tapi.., seettt,” Putri mencolekkan krim kue di muka Abi sembari tertawa. Abi yang kaget hanya bisa melongo dan tersenyum. Ia mencoba membalas kekasihnya, tetapi kue nya sudah berpindah tangan ke Jojo. Selanjutnya “serangan krim” bertubi-tubi datang dari Diah, Jojo, Dhani, Ian dan Ovan. Mereka tertawa bahagia, melepaskan segala keletihan di hari itu. Abi pun memeluk kekasihnya erat, ketika Putri berbisik manja “Kamu harus cerita dari awal ke aku lho..janji..,” di telinganya.


Share:

1 comment: