SMA Putri Cendikia, Malang
Heh, org gila! G pnya otak lo y?
Udh tau pcr lo skit, msh aj mnta krjain tgas lo yg seabrek itu!
Delivered to : Dega Sayang (08586754xxx)
10.02 a.m
Kira-kira begitulah makian Amel kepada pacar Ira, sahabatnya. Walaupun makian itu hanya disampaikan melalui sms, tetapi Amel yakin cukup untuk membungkam mulut Dega, cowok yang sudah setahun belakangan ini dekat dengan Ira.
Ira mengeluhkan sakit kepada Amel dan Irene sejak beberapa hari yang lalu. Ia mual, pusing, dan tidak nafsu makan. Walaupun begitu, ia masih saja menuruti kemauan Dega. Mungkin hal yang paling ditakuti Ira adalah jika Dega marah. Amel dan Irene sudah sering mengingatkan Ira. Apalagi Dega terkesan tidak mau tahu kehidupan pacarnya. Berbagai selentingan tentang Dega yang suka menjajah Ira mereka abaikan, hingga Ira sudah tergeletak di ruang UKS sekolah seperti saat ini. Ketika mereka khawatir terhadap kondisi Ira yang secara psikis lemah, Dega malah ngotot menyuruh Ira mengerjakan tugasnya yang banyak.
“Sabar Mel, sabar. Nanti kita ngomong baik-baik ke Ira dan Dega ya..gue gak mau Ira makin tertekan..,” tenang Irene kepada Amel yang sedang mengetik sms dengan sangat marahnya. Irene adalah si netralizer (bukan fans grup band netral), orang yang selalu menetralkan masalah. Terkadang ia terkesan tidak punya pendirian. Tetapi jika ia tidak ikut campur, mungkin tidak akan ada jalan keluar dalam setiap masalah.
“Gue gak mau tau! Emang dia siapa bisa nyuruh Ira seenak udelnya? Belum tau gue kali ya dia? Gua tabok kalo ketemu ntar!,” maki Amel dengan suara supersonic nya. Gadis keturunan batak ini memang keras dan gampang sekali terpancing emosinya. Walaupun begitu, ia adalah cewek yang baik dan sangat setia kawan. Mungkin cara ia mengungkapkan sayang kepada seseoranglah yang berbeda.
“Amel..Irene..” rintihan suara Ira menghentikan perdebatan mereka. Mereka lalu menuju ke dalam ruang UKS untuk melihat kondisi Ira. “Hp gue mana? Ada sms dari Dega gak?,” tanya Ira begitu melihat kedatangan sahabat-sahabatnya. Bukannya istirahat, Ira malah lebih mementingkan kekasihnya itu. Terlihat dengan jelas bahwa Ira sangat menyayangi Dega. “Sama gue. Gak ada tuh. Udah lu istirahat aja, gak usah mikrin pacar lo. Pacar lo aja gak mikirin lo,” balas Amel keras. Padahal sms yang dia kirim ke Dega tadi melalui hp Ira. Ira merengut sedih, tetapi Irene yang tanggap akan kejadian itu membujuknya lembut. “Ira sayang..kamu gak usah mikirin apa-apa dulu ya..istirahat aja ya?Ayo kita pulang..aku sama Amel yang nganterin kamu ke rumah.”
“When you love someone,just be brave to say..” lagu dari duo Endah n Rhesa itu pertanda bahwa ada sms masuk di hp Ira. “Sini hp gue,itu pasti Dega..,”pinta Ira. Amel yang sudah bosan menasihati Ira pun pasrah memberikan hp Ira. Disaat Ira kebingungan menatap layar hp nya, Amel bergegas keluar menuju kelas. Irene pun menyusul Amel, ingin menenangkan hati cewek berwatak keras ini.
“Tenang Mel..Ira udah gede.Aku juga gak suka sih dengan sikap Dega..tapi Ira sudah kadung cinta dengan Dega..kita doakan saja Ira bisa mengubah sikap Dega ya..,” ucap Irene lembut. Amel malah menyumbat telinganya dengan earphone, mendengarkan lagu NIRVANA, band favoritnya,
“Teng tong..” bel tanda pelajaran usai pun berbunyi. Malas-malasan Amel bergerak mengangkat badannya dari kursi. Ruangan kelas yang adem terlalu indah untuk ditinggalkan, apalagi matahari di luar sana seakan ingin membakar seluruh penghuni bumi.
Bersama Irene ia beranjak ke ruang UKS untuk menjemput Ira. Tetapi anehnya, Ira sudah tidak berada disana. Irene yang khawatir mencoba menghubungi hp Ira, tetapi menggagalkan rencananya ketika mendengar Amel berkata, “palingan juga pulang bareng Dega..percuma lo hubungi. Dia kan sudah tergila-gila dengan cowok tidak punya behavior itu. Yuk pulang!”
Jl. Kenari no 14
Irene dan Amel berpisah di persimpangan jalan. Karena rumah Irene lebih jauh, maka Irene harus naik angkutan umum sekali lagi. “Assalamualaikum..” ucap Amel begitu memasuki rumahnya. Sepi, seperti biasa. Ibunya mungkin sedang mengikuti pengajian, ayahnya bekerja dari pagi hingga malam. Karena Amel anak tunggal, maka ia terbiasa dengan kesendirian. Karena itu pula ia paling tidak suka dengan sifat cengeng, seperti yang dimiliki Ira. Waktu luangnya ia habiskan dengan mengedit foto, membaca, dan tidur siang.
“She got her own thing..that’s why I love her..” tanda pesan baru di hp Amel pun berbunyi. Dengan sedikit gumaman karena merasa acara tidur siangnya terganggu, Amel membaca pesan barunya.
mel, lo yg sms dega?maki2 gt.wktu gue istrht d uks td..
From : ira cengeng (085712547xxx)
01.23 p.m
Amel bingung. Ia takut kalau ia jujur malah akan membuat Ira marah dan membencinya. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya ke si netralizer A.K.A Irene dulu.
ren, ira nanyain sms yg gue krim k dega td.
gue jwb ap ni?ju2r ga ju2r ga ju2r?
Delivered to : Irene baik (081867538xxx)
01.25 p.m
Amel mulai menghidupkan laptopnya untuk mengedit foto. “Dddrrrtt..ddrrrttt…” getaran hp yang sengaja di-silent Amel agar tidak mengganggu konsentrasinya dalam mengedit foto menandakan ada sms masuk. Amel cepat-cepat membukanya.
ju2r aja. gue yakin ira ngerti.
toh lu nglakuin itu buat kebaikan ira.
chayo J
From : Irene baik (081867538xxx)
01.27 p.m
Setelah diberi senyuman penyemangat oleh Irene, Amel langsung membalas sms Ira.
iya. gue ga suka dia nyruh2 lu.
aplgi lu lg skit. cwo ap bkn dy?
maf klo lu g ska.
tp mgkn lu ngrti knp gue lakuin ini.
Delivered to : ira cengeng (085712547xxx)
01.28 p.m
Hufh..Amel menarik nafas sejenak sebelum mulai mengedit foto. Kali ini ia akan mencoba mengedit foto sehingga memiliki efek seperti lomo splash colours ,tanpa harus memotret dari kamera jenis ini. Kecintaannya pada kamera lomo masih harus terhalang masalah dana. Tabungan Amel masih belum cukup. Untuk mengadahkan tangan kepada ayah pun Amel tidak mau. Ia ingin mendapatkan kamera lomo dari uangnya sendiri.
“Dddrrrtt..ddrrrttt…” getar hp Amel yang langsung dijamahnya dengan sigap. Ia membaca pesan barunya.
gpp mel, makasih byk ya J
semoga dega berubah..
From : ira cengeng (085712547xxx)
02.35 p.m
Amel bingung. Ia tau bahwa Dega sudah mengadukan sms Amel kepada Ira. Amel juga tau bahwa Dega pasti marah-marah ke Ira. Tetapi mengapa Ira tidak marah kepada Amel? Biasanya Ira kan suka sedih atau marah kalau Amel menjelek-jelekkan Dega? “Ah daripada gue pusing mikirin mereka, mendingan gue tidur siang aja..”, pikir Amel.
Jl. Cendana no 38
Di teras sebuah rumah kecil yang asri, Ira duduk mendekap kakinya. Ia kelihatan masih pucat, serta mengenakan jaket tebal. Terlihat Dega duduk di sebelahnya, menatapnya dengan pandangan aneh.
“Kamu dihasut apa hah sama si Amel?Dia gak suka sama aku ya?Kalo gitu kamu pacaran aja sama dia, aku sakit hati dikatain kaya tadi.” cecar Dega tanpa perasaan. Ira hanya bisa menatap iba kepada kekasihnya, meminta sedikit belas kasihan. Ira tidak ingin hubungannya berantakan dengan Dega. Ia tau Dega lelaki yang baik, hanya sedikit emosional dan childish. Itu juga dikarenakan Dega tidak mempunyai orangtua. Orangtuanya meninggal sejak ia masih duduk di bangku SD.Sejak kecil, Dega tinggal bersama tantenya.
“Maafin aku..tapi Amel sahabat aku.Apa yang dia lakuin pasti yang terbaik buat aku..”, Ira mencoba membela diri. Dega yang sedari tadi sudah emosi, malah berkata “gue gak peduli! gue pulang dulu, udah males gue sama cewek yang dikekang mulu sama temennya kaya lo!“ sambil memacu motornya kencang.
“Dega, tunggu! aku bisa jelasin aaaaaaaaaaaa…brukk!”
Jl. Kenari no 14
Suara adzan magrib dari masjid di depan rumah membangunkan gadis berperawakan kurus ini. Ia mencari-cari hp nya, ingin melihat pukul berapa sekarang. 06.06 p.m, begitu tertera di layar hp nya. “Hoahmm..gue ketiduran. Pintu rumah pasti belum dikunci..”, gumamnya pelan. Karena ia hanya sendiri di rumah, otomatis segala keamanan rumah ada di tangannya.
Amel segera beranjak keluar kamar, ingin mengunci pintu rumahnya. Begitu memasuki ruang tamu, Amel kaget melihat ada kertas putih diatas meja tamu. Padahal sepengetahuan amel, dari tadi tidak ada tamu. “Apa tadi ibu pulang dan membawa tamu? Tetapi mengapa pintu tidak dikunci? Ah gue baca aja, mungkin pesan dari ibu..”, putus Amel.
Makasih ya mel sayang J Salam buat Irene.
Ra.
“Ira? Kapan ira kesini? Kenapa tadi ga bangunin gue aja? Pake nulis-nulis beginian lagi..kaya siapa aja. Trus kenapa pake titip salam buat Irene ya? Kan besok ketemu..ni anak ada-ada aja..”, Amel menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Sebenarnya Amel merasa ada yang aneh, tetapi ia mencoba untuk berfikir positif. Ketika melangkah, Amel mencium aroma parfum Dolly-nya Anna Sui, parfum khas Ira. Amel mengerutkan dahi, bergumam lagi “apa Ira baru aja pergi ya? Pake parfum kok banyak bgt..kaya mau kondangan..”
Jl. Patriot no 21
“Brukk”, bunyi jam weker yang jatuh dari atas meja belajar Irene membangunkan gadis manis ini. Irene merasa aneh, jam weker pemberian Ira itu tiba-tiba jatuh. Tidak ada orang di kamar Irene, apalagi pintu dan jendela sudah ditutup rapat-rapat.
Irene memang sengaja tidur lebih awal. Ia ingin mengerjakan tugas kimia tengah malam nanti. “Duh..kok perasaan aku gak enak..kenapa ya?”, gumam Irene pelan. Angin berhembus tiba-tiba menerjang jendela kamarnya. Sapuan angin dingin itu membuat Irene menggigil, dan segera beranjak untuk mencari jaket di lemarinya. Ketika ia ingin keluar kamar, bunyi hp menghentikan langkahnya.
ira di RS Surya Kencana skrg. kamar 308.
dega
From : (081184201xxx)
06.35 p.m
Tiba-tiba saja Irene merasa geram dengan kekasih sahabatnya ini. Entah kenapa. Padahal belum tentu Dega yang menyebabkan kecelakaan Ira. Tetapi Irene yang feeling-nya kuat ini merasa bahwa Dega ada hubungannya dengan semua ini. Tanpa membalas sms Dega, ia menyambar jaketnya dan segera memanggil taksi. Di dalam taksi, ia mengirim sms singkat kepada amel.
brusan dega sms gue,
ktanya ira di RS Surya Kencana
lo siap2, gue otw jmput lo
Delivered to : Amel Batak (085749368xxx)
06.42 p.m
Ruang 308, RS Surya Kencana
Banyak orang di dalam kamar sempit ini. Mereka semua mengerubungi seonggok tubuh yang terbujur kaku, dan dilapisi kain putih. Irene tidak sanggup berkata apa-apa, sementara Amel mencoba menguatkan diri dengan ber istighfar. Ya, Ira telah meninggalkan mereka selama-lamanya. Meninggalkan banyak orang yang menyayanginya.
Amel dan Irene sendiri tidak sempat melihat Ira untuk yang terakhir kalinya. “Ira kehilangan banyak darah, pengendara mobil yang menabrak Ira langsung kabur” tutur ibunda Ira lirih. Menurut pengakuan beliau, ira tertabrak mobil karena mengejar Dega yang pergi meninggalkan Ira di depan rumahnya. Ibunda ira pun tidak menuntut Dega, karena beliau merasa bahawa hanya Allah yang menentukan kejadian ini. “Ini takdir yang sudah Ira pilih sejak masih dalam kandungan ibu,” kata beliau tabah. Amel dan Irene semakin sedih mendengar perkataan ibunda Ira. Mereka tidak menyangka, sahabat yang mereka sayangi harus pergi dengan cara konyol seperti ini.
“Plak!”, sebuah tamparan hebat di pipi kanan Dega seolah menyadarkan semua orang yang sedang bersedih di dalam ruangan itu. “Untuk sahabat gue, yang gak pernah lo hargai ketulusan hatinya”, ucap Irene datar. “Plak!”, belum sempat Dega mengatakan sesuatu, tangan Irene sudah mendarat lagi di pipi kanannya. “Dari gue, yang ga akan pernah bisa maafin lo”, tegas Irene.
Ia dan Amel yang sudah muak melihat Dega, beranjak keluar dari ruangan yang sesak itu. Amel terkesan dengan sikap Irene. Ia tidak pernah melihat Irene sekasar ini sebelumnya. “Ternyata si manis ini bisa galak juga..”, batin Amel. “Bukk bukk”, Amel melancarkan tonjokan di wajah Dega ketika hendak keluar kamar, membuat aliran darah segar dari sudut bibir cowok brengsek itu. Mereka bersiap-siap mengurus pemakaman sahabat mereka, meninggalkan tanda tanya di hati orang-orang didalam kamar, dan seulas senyum di bibir Ibunda Ira.
Jl. Kebangsaan no 113
“ARGGHHHH BEGO BEGO BEGO!!!!! KENAPA GUE BISA BERLAKU SEKASAR ITU KE IRA,KENAPA??!!!!YA TUHAN AKU MAU IRA KEMBALI..IRA JANGAN TINGGALIN DEGA..AKU SAYANG KAMU…AKU JANJI GAK AKAN JAHATIN KAMU LAGI.. hiks hiks,” teriakan itu sudah bosan didengar oleh ibunda Dega dan keluarganya. Sejak Ira meninggal, hanya kata-kata itu saja yang bisa Dega ucapkan. Ia tidak mau makan, hanya mengurung diri di kamar. Ibunda nya sudah mencoba membujuk Dega dengan berbagai cara, tetapi hanya kata-kata penyesalan terhadap Ira kata-kata yang terucap dari mulut Dega.
Ibu dega sudah mendatangkan beberapa pskiater ternama di kota Malang, tetapi mereka menyerah. Tak pernah terbayangkan oleh Dega bahwa kehilangan Ira akan menyebabkan dirinya gila seperti ini. Mungkin Dega terkena karma, karena menyia-nyiakan orang yang tulus menyayanginya. Ibunda dega hanya bisa mendoakan anaknya agar pulih kembali, dan meneruskan sekolahnya. Kasihan Ibunda Dega, harus menanggung karma dari semua perbuatan Dega.
Sejak kejadian menyedihkan itu, keluarga Ira pun menghilang entah kemana. Amel dan Irene tidak mengetahuinya, tetapi mereka bersyukur masih bisa berziarah ke makam Ira,. Kegiatan ini rutin mereka lakukan setiap minggu untuk mengobati rasa kangen mereka. Semoga Ira bahagia di alam sana, begitu do’a yang mereka panjatkan setiap kali berziarah ke makam Ira.