Dec 31, 2011

Alzheimer

I am fully interested in this kind of  disease. That's why i am about to write this on my thesis (if i can say so).
Here it goes..from any sources..

Pengertian 

Alzheimer’s disease (AD) adalah penyakit neurodegeneratif yang seringkali tersembunyi, membahayakan, dan berkembang secara progresif. Tanda-tanda klinis AD antara lain hilangnya ingatan, gangguan fungsi kognitif, menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, perubahan kepribadian dan tingkah laku yang tidak terkendali (gejala neuropsikiatrik).  
Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.



  Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.
Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali di tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.


 Pada tahap awal perkembangan Alzheimer, penurunan faktor-faktor risiko vaskular dapat menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun mengurangi kecepatan perkembangan demensia.

Jenis-jenis Alzheimer

Hingga saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai relasi antara Alzheimer dan demensia vaskular.
Sebagian ilmuwan beranggapan bahwa demensia vaskular berada pada lintasan dislipidemia aterogenis, khususnya dengan LDL rantai pendek dan jenuh, aterosklerosis karotid, tekanan darah sistolik tinggi dan peningkatan rasio IR-UII (bahasa Inggris: plasma levels of immunoreactive); sedangkan Alzheimer berada pada lintasan lain, yaitu hiposomatomedinemia dan hipogonadisme.
Ilmuwan yang lain berpendapat bahwa demensia vaskular sebagai patogen yang menyertai Alzheimer pada lintasan radang aterosklerosis, atau bahkan mengemukakan bahwa aterosklerosis merupakan radang yang mencetuskan hipoperfusi pada otak dan berakibat pada Alzheimer.
  • Alzheimer yang disertai ataksia atau kombinasi keduanya 

Faktor risiko

  • pengidap hipertensi yang mencapai usia 40 tahun ke atas
  • Pengidap kencing manis
  • Kurang berolahraga
  • Tingkat kolesterol yang tinggi
  • Faktor keturunan - mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia 50-an.

Diagnosis 

1. Simtoma klinis

Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai berat. Sepuluh tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :
  • Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan, seperti; lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air,
  • Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, seperti; tidak mampu melakukan perkara asas seperti menguruskan diri sendiri.
  • Kesulitan bicara dan berbahasa
  • Disorientasi waktu, tempat dan orang, seperti; keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidak tahu membeli barang ke kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.
  • Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
  • Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan.
  • Salah meletakkan barang
  • Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya.
  • Perubahan kepribadian, seperti; seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.
  • Hilangnya minat dan inisiatif
Orang yang sakit juga kadangkala akan berjalan ke sana sini tanpa sebab dan pola tidur mereka juga berubah. Orang yang sakit akan lebih banyak tidur pada waktu siang dan terbangun pada waktu malam.
Secara umum, orang sakit yang didiagnosis mengidap penyakit ini meninggal dunia akibat radang paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan, pada waktu itu orang yang sakit tidak dapat melakukan sembarang aktivitas lain.

2. Simtoma paraklinis

Pada otak penderita Alzheimer, ditemukan:

Penanganan

Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas terpenting kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari, namun beberapa lintasan utama telah ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini belum diketahui, pada patologi molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti Alzheimer, penyakit Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik. Pencarian senyawa organik penghambat yang spesifik bekerja pada kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan dalam perawatan penyakit tersebut di atas.


Donepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf rendah hingga medium.
Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu kali sehari sebelum tidur, sebelum atau sesudah makan.
Dokter anda akan memberikan dosis rendah pada awalnya lalu ditingkatkan setelah 4 hingga 6 minggu.
Efek samping yang sering terjadi sewaktu minum Donepezil adalah sakit kepala, nyeri seluruh badan, lesu, mengantuk, mual, muntah, diare, nafsu makan hilang, berat badan turun, kram, nyeri sendi, insomnia, dan meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Rivastigmine adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf rendah hingga medium.
Setelah enam bulan pengobatan dengan Rivastigmine, 25-30% penderita dinilai membaik pada tes memori, pengertian dan aktivitas harian dibandingkan pada pasien yang diberikan plasebo hanya 10-20%.
Rivastigmine biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan. Karena efek sampingnya pada saluran cerna pada awal pengobatan, pengobatan dengan Rivastigmine umumnya dimulai dengan dosis rendah, biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara bertahap ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu.
Dosis maksimum biasanya hingga 6 mg dua kali sehari. Jika pasien mengalami gangguan pencernaan yang bertambah parah karena efek samping obat seperti mual dan muntah, sebaiknya minum obat dihentikan untuk beberapa dosis lalu dilanjutkan dengan dosis yang sama atau lebih rendah.
Sekitar setengah pasien yang minum Rivastigmine menjadi mual dan sepertiganya mengalami muntah minimal sekali, seringkali terjadi pada pengobatan di beberapa minggu pertama pengobatan sewaktu dosis ditingkatkan. Antar seperlima hingga seperempat pasien mengalami penurunan berat badan sewaktu pengobatan dengan Rivastigmine (sekitar 7 hingga 10 poun).
Seperenam pasien mengalami penurunan nafsu makan. Satu dari lima puluh pasien mengalami pusing. Secara keseluruhan, 15 % pasien (antara sepertujuh atau seperenam) tidak melanjutkan pengobatan karena efek sampingnya.

Memantin adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzhaimer taraf Sedang hingga berat dengan mekanisme keja yang berbeda dan unik dengan memperbaiki proses sinyal Glutamat. Obat ini diawali dengan dosis rendah 5 mg setiap minggu dilakukan selama 3 minggu untuk mencapai dosis optimal 20 mg/hari.
  • Untuk pemilihan obat pikun atau obat Alzheimer yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

Pencegahan

Mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang adalah aktivitas yang disebut-sebut bermanfaat bagi otak. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak ada bukti kuat bahwa semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer.Sebuah panel ahli yang terdiri dari para ahli menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi sosial juga belum terbukti dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut. Kelompok ahli itu mengamati puluhan riset yang menunjukkan cara-cara untuk mencegah Alzheimer, penyakit yang merusak otak dan tidak dapat diobati. Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan dampaknya bagi pencegahan.
Ada definisi yang tidak konsisten tentang penyakit Alzheimer dan penurunan kondisi kognitif yang menyebabkannya. Para dokter juga tidak sepenuhnya memahami bagaimana penyakit itu berkembang. Contohnya, ada ketidaksepakatan tentang apakah plak amiloid yang ditemukan dalam otak penderita menjadi penyebab penyakit itu atau hanya sekadar gejala. Saat ini hanya ada sedikit obat untuk mengobati Alzheimer, tetapi efeknya hanya sementara.Serangan penyakit Alzheimer ditandai dengan kehilangan daya pikir secara bertahap, dan akhirnya dapat menjadi cacat mental total. Gejala awal Alzheimer adalah mudah lupa pada hal-hal yang sering dilakukan dan hal-hal baru. Penderita juga mengalami disorientasi waktu dan mengalami kesulitan fungsi kognitif yang kompleks seperti matematika atau aktivitas organisasi.
Alzheimer berat ditandai dengan kehilangan daya ingat yang progresif sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, disorientasi tempat, orang dan waktu, serta mengalami masalah dalam perawatan diri , seperti lupa mengganti pakaian.Penderita penyakit itu biasanya juga mengalami perubahan tingkah laku seperti depresi, paranoia, atau agresif. Orang yang mempunyai riwayat keluarga Alzheimer mempunyai risiko mengalaminya dan risiko tersebut makin meningkat apabila kedua orang tua mengidap Alzheimer.

Perkembangan

Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois  Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya.

Hasil pengamatan dari bedah, Alzheimer mendapati saraf otak tersebut bukan saja mengerut, bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit neuro fibrillary.
Meskipun penyakit ini ditemukan hampir satu abad yang lalu, ia tidak sepopuler penyakit lain, seperti sakit jantung, hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan sebagainya.
Publikasi mengenai penyakit Alzheimer masih rendah, banyak orang tidak mengetahui penyakit ini hingga dipublikasikan secara terbuka oleh mantan Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan dalam suratnya tertanggal 5 November 1994.
Pada sekitar 1950-an diperkirakan 2,5 juta penduduk dunia mengidap penyakit ini, dan mencapai enam milyar orang pada tahun 2000. WHO memperkirakan lebih dari satu milyar orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia mengidap Alzheimer pada tahun 2003.
Peningkatan ini disebabkan dengan semakin banyak penduduk dunia yang berusia lanjut, peningkatan masa hidup hingga umur 80 tahun bagi wanita dan 75 tahun bagi lelaki. Selain itu, penjagaan kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan menurun, perceraian bertambah dan mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.
Penelitian klinis terbaru menunjukkan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dapat memperlambat menurunan fungsi kognitif pada penderita alzheimer ringan.

World Alzheimer Day

World Alzheimer Day diperingati setiap tahunnya dan tahun ini mengambil tema ‘No Time To Lose’. World Alzheimer Day merupakan suatu kampanye tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Alzheimer dan diagnosa dini Demensia. Asosiasi Alzheimer dunia, Alzheimer Disease International (ADI), termasuk di dalamnya Asosiasi Azheimer Indonesia (AAzI) menyerukan agar peringatan kali ini difokuskan pada perawatan (care) dengan menitikberatkan peningkatan pengetahuan penyebab penyakit Demensia maupun cara-cara mendampingi ODD. Hal tersebut sesuai dengan Piagam Global Penyakit Alzheimer yang dideklarasikan pada saat World Alzheimer Day yang mengungkapkan, kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap Demensia Alzheimer mengakibatkan ketidakcukupan sumber daya untuk menghadapi krisis ini.



Pengidap Alzheimer yang terkenal 

Enyd Blyton
Winston Churchill
Queen Juliana from Netherlands
Beatrice Lilie (an actress and comedic performer)
Ronald Reagan (ex-President of the United States)

Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Alzheimer
              google.co.id

Much Love,

Share:

Nov 25, 2011

Sentimental feeling

Semoga ini tidak berlebihan.

Dengan sesak memenuhi rongga dada, kakiku  berlari menerjang angin malam. Hujan tak turun seperti biasa, padahal hadirnya kuharap di depan mata. Agar isakan ini tak terdengar, agar air mata terlihat samar. Guncangan di bahu pun terasa lebih kencang, menelurkan dua aliran deras melalui mata hingga pipi. Oh, tidak. Sampai ke hati. Aku mulai mengirimimu pesan singkat, bahwa aku sangat terluka.

Semoga ini tidak berlebihan.

Setengah berlari aku menaikkan rok sedikit ke atas, agar laju langkahku tak terhalang. Pandangan heran orang-orang yang kebetulan melintas tak ayal membuatku semakin mempercepat langkah menuju shelter Transjakarta terdekat. Aku ingin pergi dari sini! Kau menghubungiku searah. Aku tak ingin diganggu.

Semoga ini tidak berlebihan.

Petugas yang merobek karcis Transjakarta milikku menatap iba, mungkin melihat mataku sembab. Aku memasuki bus, dan dingin di dalam sedikit mengeringkan sisa air mata di sudut-sudut mata. Tak ingin pulang dalam kondisi seperti ini. Aku harus kemana? Pesan singkat masuk darimu, “mau kemana?”.

Semoga ini tidak berlebihan.

Aku ada di perempatan jalan kawasan bisnis ketika taksi berhenti di depanku. Tanpa fikir panjang, suatu hal yang tidak akan mungkin aku lakukan disaat seperti ini, aku masuk dan duduk tepat di belakang supir. Sebelum ia menanyakan tujuanku, aku sudah lebih dulu menyebutkan suatu taman kota, tempat dimana aku ingin menghabiskan waktu sendiri malam ini. “Ini di taman kota”, pesanmu ku balas seadanya.

Semoga ini tidak berlebihan.

Taman kota sepi malam ini. Pas sekali. Beberapa musisi jalanan memperhatikan tingkahku sambil memainkan alat musik. Melangkah perlahan dengan buku di tangan serta mp3 player di leher, aku memutuskan duduk di bawah pohon rindang. Sendirian. Pandanganku tepat menghadap ke jalanan, hingga aku memutuskan lebih baik menunduk dan bermain dengan semut-semut di atas rerumputan. “Aku kesana sekarang, hindari tempat sepi”, bunyi pesanmu. Terserah, fikirku.

Semoga ini tidak berlebihan.

Leherku pegal, terlalu lama bermain dengan tangisan dan semut di rerumputan. Kuputuskan membaca buku, mungkin akan sedikit melupakan kejadian yang sangat melukaiku tadi. Sedikit mendendangkan lagu dari mp3 player, perlahan aku tenggelam di dalam cerita. Salah. Itu sesaat saja. Kuputuskan untuk menulis, cara yang paling asertif dalam keadaan terluka seperti sekarang. “Kamu dimananya?”, kirimmu kali ini.

Semoga ini tidak berlebihan.

Aku sibuk mengatur sudut tulisan, kau tak henti mengirimiku pesan. Aku biarkan. Meski aku tak ingin diganggu, aku tak ingin buatmu khawatir dan menunggu. Namun aku ingin sedikit menguji takdir, yang katanya tak bisa kita ubah seenaknya. “Kamu dimana, hp ku low, tolong bales”, pintamu. Lebih baik biarkan takdir yang mengantarmu kepadaku, putusku.

Semoga ini tidak berlebihan.

Disekitarku mulai ramai, volume mp3 player pun kubesarkan. Lagu Lihat, Dengar, Rasakan milik Sheila on 7 mengalun kencang di telinga. Tak kuacuhkan siapa yang menatap, aku hanya ingin bersama dengan buku dan musikku. Meski aku butuh pelukmu untuk menumpahkan tangis yang aku yakin masih tersisa, aku memilih tetap tidak membalas pesanmu. Takdir, semoga kau benar-benar menuntunnya, bisikku.

Semoga ini tidak berlebihan.

Disinilah kamu, tepat di sebelah kiriku. Mengusap pelan kepalaku. “Kenapa disini? Ini kan tempat sepi..kamu kemana aja ga bales pesanku..aku sampai pinjam hp polisi buat ngehubungin kamu..”, ocehmu lembut. Aku tetap fokus pada buku dan musikku. Seperti biasa, jika aku sudah tak ingin lagi berbicara, kau mulai membenamkan kepalaku di dadamu. Kudengar detak jantung yang begitu kencang, dan aku mulai terisak perlahan. Aku luruh dalam pelukmu. Tangan kirimu sibuk menghapus air mataku, terkadang mengusap-usap punggung tangan kiriku. Kau tahu aku terluka, hingga tak banyak bicara. Kau biarkan angin membelai wajah kita berdua.

Semoga ini tidak berlebihan.

”Kalo aku ga nemuin kamu tadi gimana? Aku udah muter-muter nyariin tau, kenapa susah banget buat kasih tau, kan bahaya udah malem..” katamu gemas sambil mengusap-usap kepalaku. Takdir, ucapku pelan. Takdir aku biarkan menuntunmu malam ini, karena aku lelah sekali. Kulihat senyum di bibirmu dari sudut mataku. Kau raih tangan kiriku, dan tak membiarkan ruang di antaranya. Aku memejamkan mata, masih bersandar pada pelukmu. Berharap ketika mata terbuka, segala luka yang ada sebelumnya menguap dan pergi seutuhnya.

Semoga ini tidak berlebihan.

Terima kasih untuk luka.malam.angin.air mata.peluk.cinta.
Takdir, yang membawa mereka semua ada.
Jakarta, 24 November 2011,

Share:

Oct 27, 2011

Hell-O

Wanita yang baik adalah tulang rusuk dari pria yang baik. Wanita yang baik diciptakan untuk pria yang baik pula. Selentingan kata-kata yang belum jelas kebenarannya ini pun terkadang sering merasuki otak kiriku. Apakah aku wanita yang baik? Karena sungguh, aku percaya dan yakin bahwa ia pria yang sangat baik. Melebihi ayahku sendiri. Terkadang aku merasa menjadi jahat, bahkan terlalu jahat terhadapnya. Hal inilah yang belakangan ini memicu sikap diamku.
            Diam bukanlah suatu penyelesaian yang baik, bukan pula merupakan cara komunikasi yang diharapkan seorang pasangan terhadap pasangan lainnya. Jika mulai begini, maka fikiran-fikiran liar akan dengan sangat cepat bercabang hingga ke luar dari akal sehat ini. Ketakutanpun semakin menjadi-jadi. Intinya : ketakutan akan suatu perasaan kehilangan. Entah cepat atau lambat. Entah sakit atau sudah datar, tapi semuanya pasti akan menjadi suatu kepastian. Entah itu baik atau buruk, entah itu menyenangkan atau menyedihkan.
            Aku sering sekali merasa begitu jahat, begitu sering merepotkan dan membuat panik dirinya. Aku seakan tidak percaya karma, atau hukum timbal balik seperti yang selama ini aku pegang sebagai prinsip. Ahhhhh, anggap saja ini catatan bodoh, dan si penulis hanyalah seorang yang cemen untuk mengakui bahwa dirinya terlalu sayang......

Rawamangun, 27 oktober 2011
10.51 a.m

Share:

Oct 17, 2011

Catatan Emosional.

                Apa hal paling bisa menyakiti hati lo? Patah hati? Putus cinta? Dikhianati? Apapun itu, gue hargai. Tapi bagi gue pribadi, hal yang paling nyakitin itu adalah ketika lo dituduh ngelakuin apa yang bukan lo lakuin atau dituduh tidak melakukan apa yang seharusnya lo lakukan.  (pusing? Semoga tidak :D). Intinya simpel : FITNAH . Demi seluruh rakyat Indonesia (:p) gue bersumpah akan menjalankan kewajiban gue terhadap negara...EH SALAH. Pokoknya gue bersumpah sangat membenci perbuatan fitnah apalagi pelakunya. Mungkin lo semua berfikir kenapa tiba-tiba gue jadi emosional dan jayus gini. Soalnya...........................gue adalah sodaranya Jayus Tambunan. Iya, salah lagi. Soalnya gue abis difitnah, dan rasanya itu..kaya jatuh ke dalam lubang buaya trus dikibur sampai tahun 2011 ini. #apeu
                Kejadiannya tadi malem, di rumah murid privat gue. Seperti biasa, menjelang UTS gini gue ngajarinnya udah kayak robot. Tiap hari, terserah gue bisanya jam berapa aja. Maka dari itu kemaren gue memutuskan untuk ngajar abis magrib, karena pagi sampe soare gue ada latihan angklung. Dengan tampang lelah, butek, plus kekenyangan abis makan sebelum berangkat dan naik motor pula (serasa diaduk-aduk ni perut). But anyway thanks for dropping me there, silent man. Harusnya lo bayar royalti ke gue karena tiap gue cerita lo ngikut2 aja..... :p
                Mari lanjutkan cerita. Singkatnya, gue sampai di rumah murid gue dengan keadaan lemah letih lesu tapi (sumpah) gue masih punya semangat tinggi untuk ngajar tu bocah. Perasaan gue juga biasa aja begitu memasuki rumah. Namun gue ga tau ternyata sebentar lagi gue akan ditikam dari belakang.............. *suarakuntilanak* *abaikan*
                Gue duduk di kursi meja makan,  karena murid gue lagi di kamar sama nyokapnya. Ngulang pelajaran buat besok, mungkin. Tiba-tiba murid gue yg super hiperaktif tersebut dateng sambil lari2 ke meja gue. Ketawa2 ga jelas gitu, gemes kali liat gue. Tau, gue juga aneh. Trus doi ngomong mau makan malem dulu. Woles lah, gue pulang jam berapa aja bisa. Ada yang nganterin ini, fikir gue.
                Lalu ibunya murid gue keluar dengan membawa buku PLKJ (heran, sampe sekarang gue masih menanyakan apa tujuan pelajaran ini -____-“ ) dan beberapa catatan pertanyaan yang jadi arsip tugas-tuganya murid gue. Beliau nanya ke gue “tika, ibu mau tanya..kamu selama ini ngajarnya gimana? Maksud saya, yg pas kasih soal, setelah dikerjain, kamu tanyain lagi kan? Kok tadi saya tanya XXX (nama murid gue) katanya abis ngerjain gak ditanyain lagi..saya tanya jawabannya sama dia gak tau, makanya saya tanya..ini gimana?”. SHEET. DAMN. Rasanya gue pengen teriak nyakar2 jambak2 tuh rambut ibu sama anak. Soalnya gue berani bersumpah pake kitab suci agama gue kalo gue selalu menjalankan prosedur ngajar dengan sebenar-benarnya.
                Gue kemudian menjawab dengan lemas namun santai ke ibunya “udah bu, kemaren kan ibu liat sendiri tika tanyain dan dia bisa. Kenapa sekarang ga bisa? Ada yg aneh ini pasti...”. namun gue lagi capek, lelah dengan semua aktivitas yang memaksa badan gue untuk bekerja seperti robot, maka gue meng-iya-kan saja apa yg ibunya suruh. Toh cuma nanya2 doang. Sebelum mulai ngajar, gue ga kuat nahan tangis dan sesak yg ada di dada. Gue naik ke atas, dalem kamar mandi gue nangis kejer. Tuhan... ini karma kayaknya. Gue dulu sering ngelawan plus ngecengin guru-guru gue. Sampe sekarang juga malah -____-“ (maap pak, bu dosen ED UNJ). Rasanya pengen kabur saat itu juga gue, udah gak mood ngajar.
                Turun ke bawah, murid gue udah duduk. Kalo mood gue ilang, biasanya gue akan tidak banyak omong, tidak ingin menatap mata, dan mengurangi intensitas obrolan yang menjauhi topik pelajaran. Jadi gue sangat kaku, sampe murid gue juga bingung. Merasa bersalah, dia males2an nulis, biar gue marah. Dengan gue marah, otomatis nada bicara gue jadi ga kaku dan datar2 aja. Gue akhirnya ngomong “buruan tulis, saya gak mau dimarahin ibu kamu cuma gara-gara apa yg udah saya suruh tapi tidak kamu lakukan”. Buset, pake “saya” gue ngomong, pertanda gue sedang tidak mood. Dia lalu kaget, ngomong “siapa yg marah? Mama? Yaampun maaf, tadi aku becanda, abis sama mama aku kalo ditanyain males, tiba-tiba gak inget aja jawabannya, galak sih...bukan salah kak tika. Ntar aku bilangin mama ya. Aku becanda, Cuma pengen liat kak tika aja kalo marah2 kaya biasa, lucu..”
                Ah..men. fuck you. MARAH-MARAH ITU BUKAN SEPERTI KEDATANGAN SNSD YANG LO TUNGGU2 SEPERTI CEWEK2 INDONESIA KEBANYAKAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! DAN GUE BUKAN SALAH SATU PERSONIL SNSD ITU. Sheet. Entahlah. Gue ga pernah ngerti apa yang ada di fikiran anak kelas 2 SMP, yang keturunan arab dan sekolah di al-azhar pejaten ini. Dunia mungkin terlalu sempit baginya....kasian kamu nak.
                Telat ngomong gitu karena gue udah males sama nyokap lo. Gue ga nyentuh apapun yang ditawarin ibunya, cemilan, aer minum, plus makan malam. Kebetulan banget gue abis makan, kalo enggak mungkin gue masih sibuk menimbang-nimbang antara jaim sama laper kala itu....
                Gue diam aja, berusaha menyelesaikan tanggung jawab gue malem itu. Ngomong sama nyokapnya gue juga ga mau liat mata. Bodo amat kalo dianggap ga sopan. Gue fikir permasalahan ini sumbernya ada di ibunya deh. terlalu strict banget sama anak, jadi anaknya bersikap pragmatis. Gue akuin anaknya pinter sebenernya, Cuma males2an. Gue udah lama ngajar dia, dan terbukti semester lalu nilainya melonjak drastis setelah gue ajarin. Soalnya guru2 privat sebelum gue gak ada yang bisa ngebuat nilai dia semua berada di atas KKM. Selalu ada nilai merah lebih dari 2 di tiap semesternya, plus panggilan orangtua karena dia berkelakuan buruk di sekolah. Setelah gue jadi gurunya, dia gak pernah dapet surat panggilan berkelakuan buruk sari wali kelasnya. Dan rankingnya melonjak dari 23/40 ke 12/40 tanpa SATUPUN nilai di bawah KKM. See??  Bukannya gue pamer, tapi track record gue udah ada. Dan seharusnya sebagai orang yang berpendidikan, beliau seharusnya mengerti cara mendidik anak seperti manusia, bukan robot. 
                KENAPA ROBOT? Kadang gue kasian sama murid gue. Tiap hari ada aja lesnya. Gitar lah, keyboard lah, marawis, futsal, basket, renag..mati kali anaknya bisa-bisa. Makanya gue suka ngajarnya gak terlalu serius, tapi saat gue yakin dia bisa, gue tinggalin dia (pulang maksudnya, bukan putus). Tapi ya begitu, ibunya yg superduper sangat khawatiran terhadap kemampuan akademiknya yang padahal menurut gue udah baik menjadikan UTS ini seperti hidup mati ibunya. Lebbbbeeeeeehhhhh............kalo kata nak gaul sekarang.
                Anehnya, murid gue abis minta maaf jadi kalem. Soalnya keliatan mata gue abis nangis. Dia ngeliatin gue mulu, tapi gue ga mau liat matanya. Ntar gue naksir....eh, bukan. Ntar gue malah jadi iba, dan gak marah lagi. Gak mau, gue harus konsisten marahnya! #eh
                Ini semua emang berawal dari fitnah yang dimaksudkan untuk memancing emosi gue sehingga dia senang melihat mimik dan gestur gue ketika marah. Mungkin karena belakangan ini ngajar serius mulu, tanpa jeda, becanda, karena gue harus kejar target. sumpah, ini beneran. Kalo gue marah2 kaya celeng gitu dia malah ketawa-ketawa girang. Entahlah, dunia sudah semakin tua dan gila. Entah gue yang aneh atau dia -___-“
                Tapi sisi tanggung jawab gue juga tersindir kala ibunya ngomong gitu. Gue kembalikan lagi, pasrah pada Tuhan gue. Mungkin ini juga pertanda gue harus lebih dan lebih lagi serius dalam mengemban tanggung jawab. Mungkin emang gue orang yang kuat dan tabah untuk ditakdirkan mengajar murid superduper hiperaktif keturunan arab yang tiap hari makan kambing mulu. Bisa jadi ini juga salah satu faktor pemicu emosi gue kalo udah ada di rumahnya. Darah tinggi men, dikasih makan kambing mulu.
               Mungkin juga gue orang yang dipercaya nyokapnya untuk memelihara (orang utan kale) nilai dan kelakuan anaknya. Ini sih udah masuk ke sisi emosional. Dan gue paling benci hal itu. Kaya liril lagu Merah milik band Monkey to Millionaire : “mereka yang kita sayangi yang paling mampu melukai...”. Yah, mungkin karena gue udah percaya dan sayang sama murid gue dan keluarganya, ekspektasi gue terlalu besar sehingga sedikit mengaburkan rasa tanggung jawab gue. Semoga saja ini untuk sementara, karena hidup juga selalu ada dinamikanya J
Dengan berakhirnya catatan ini, berikut beberapa harapan gue :
  1. Murid gue, ibunya ataupun keluarganya GAPTEK. Gak punya blog, bukan follower/friend gue di akun2 social network gue, ga pernah ngetik keyword “kambing, arab, murid, fitnah,....,....” di google.
  2. Kalaupun google berhasil menampilkan blog gue, ketika mereka ingin membacanya, mereka tiba-tiba amnesia atau katarak.
  3. Buat yang berminat mengajar privat, kalo lo orang yang kurang bertanggungjawab, cengeng, manja, alergi sama kambing dan rempah-rempah, gue saranin lo jangan ngajar orang arab. They’re really consistent with had-spoken-words and the women love “twittering”, men!
  4. Terakhir, cepatlah tanggal 1 dan gaji gue ditambahin karena sering lemburrrrr, aamiin :D
  Salam random,




Share:

Aug 23, 2011

Happy Ten

Good mornin', blogwalking!
It’s been a long time since i didn’t do write about anything which can be shared. My personal netbook had been cured from another mess i’ve made. Customarily, i honestly said that i am a gadget-destroyer. Just wait for the next mess, dear! :p

On Saturday 20th, i had a flight back to my hometown, Medan. Silent man with me in the airport. After checked-in, we had a short chit-chat while watching the sunset. 
Waiting for the break-fasting, i gave him a box of sliced chocolate cake and a bottle of mineral water. 15 minutes left for our time, we actually didn’t talk about something sweet, something romantic or even something sad. 
Time‘d up! Had to go upstairs because it began boarding time. Shaked hand, messed my head up is what he did before i go. Nothing special, as i expected before. Dissappointed? Umm, a litttle bit. But i tend to let it burn by the distance we had to deal with after this.
When i was at the waiting room, i got my phone shaked.

“Yaampun..lupa butet. Ada cokelat dalem tas laptop. Awas lumer..”
Silent-man, 06.25 p.m

And i just replied “zzzzzzzz -__-“because i was in a rush.

I checked my laptop-case and fine, here it goes..a white plastic with a bar of chocolate and letter inside.
Did not want to waste time, i read the letter quickly. I did not give shit to people who watch me, what i’m doing. 
the short letter
the chocolate

heart that closing
my laptop case
my e-ticket

Gee, silent man always crack my smile while reading his letter. Surprisingly, the simple letter was about his congratulatory of our 10th anniversary tomorrow, on 21st August. 
OMG i terribly forget that moment! Thank you for remembering me silent man. I do really love the little surprise.
As the closing, he congratulated my flight back to hometown since it was the most waited moment every Ramadhan. Thankyou, inspite this word is not enough to express these butterflies in my stomach >,<

Arrived in Medan, i do being a sleepyhead. And forgot the 21st as well. A short message woke me up and remembering me..

“Apa kabar, butet? Cokelatnya udah dimakan blom? Enak gak, soalnya udah lama gak beli yg merk itu..hehe”
Silent man, 09.xx p.m

Well, i messed up our day (anymore). Fixed that, i sent a short message.

“Blom, baru bangun. Tp ud dtaro kulkas kok. Lupa, semalem mau sms ketiduran. Selamat tgl 21 ke 10 ya..longlast! aamiin”

Fool. Bad words. Argh too late to regret, the message had sent. But as usual, silent man always calm my heart down by his words. Lucky me. 


Last, selamat sepuluh ya. Kembali, semoga angka bukanlah esensi, melainkan pencatat. Selalu saling mengerti, aku harap.

ILU.
Share:

Aug 8, 2011

Terimakasih, Bunda.

Seperti biasa, menjelang senja bunda selalu menghubungiku. Entah itu sekedar menanyakan sedang apa dan dimana melalui pesan singkat ataupun lewat telepon langsung. Kebiasaan bunda ini tidak hanya bermula sejak merantaunya diriku ke Jakarta. Sejak aku beranjak besar di Medan, kota kelahiranku, bunda selalu seperti itu. Tak heran, bunda berlaku seperti itu karena dibiasakan oleh ayahku, sang pemimpin rumah tangga bunda. Meski terkadang kesal, terkadang aku merasa "kehilangan" jika bunda tidak melakukan "kebiasaan" beliau.

Siang ini bunda menghubungiku via telepon genggamnya yang merupakan hadiah dariku beberapa tahun silam. Begitulah bunda, selalu saja menjaga barang2 yang diberi oleh anaknya, meski barang tersebut sudah "jadul". Tidak seperti anaknya, bunda tidak terlalu ambil pusing dengan kemajuan teknologi. Menurut beliau, jika kemampuan suatu barang masih berfungsi normal, mengapa harus diganti? "Tren/lifestyle tidak pernah berhenti, nak..untuk apa mengikuti arus?". Begitulah sederhananya bunda. Meski aku sering beradu argumen dengan beliau, tetapi beliau adalah wanita yang menempati urutan teratas dalam prioritas hidupku. Selalu, tangga prioritas hidupku tak pernah kususun ulang. Bunda selalu berada di atas, peringkatnya tak pernah turun meski aku sering dongkol jika kalah berargumen dengan beliau. pembicaraan di telepon siang ini tidak jauh berbeda. Bunda menanyakan kabarku dan adikku yg sedang berada di jakarta. Tak lupa bunda juga bercerita tentang apa yg telah dilalui beliau beberapa hari kemarin, karena sudah beberapa hari ini kami tidak saling menghubungi. Bunda sibuk dengan acara pengajiannya. aku juga sedang tidak mempunyai kredit dalam kartu CDMA ku.

Selalu, di pertengahan cerita, bunda selalu menyelipkan nasehat2. Apalagi ini bulan suci Ramadhan. Beliau tak luput menyuruhku untuk rajin beribadah. Yah, selalu saja aku hanya menjawab 3 huruf. "Iya". Walau dalam prakteknya masih saja kurang (maaf bunda T.T). Di tengah2 pembicaraan, mendadak bunda bertanya, "Kak, kamu minum suplemen apa selama bulan Ramadhan?biar tahan puasanya.." Aku yang tengah males-malesan di kasur spontan menjawab, "cinta aja cukup, bun..". Aku tak berfikir panjang dengan reaksi bunda, sementara adikku yang berada di sebelahku tertawa terpingkal-pingkal. Menyadari ucapanku yg spontan (telat), aku turut tertawa cengengesan. Bunda kontan menimpali, "Ah kamu ini..cinta melulu yang difikirkan. Awas kebablasan..sakit loh kalau terbang terlalu tinggi..". *Jleb!* Singkat padat tepat. sejenak aku bingung hendak berkata apa, meski perkataanku tadi murni hanya spontanitas saja. Tak pernah bermaksud untuk serius. Ah, kebiasaan berbicara ngasal ini perlu diubah secepatnya aku rasa. 

 Aku tahu bunda tidak terlalu suka anaknya "ngomong" cinta sebelum selesai menuntut ilmu. Walaupun begitu, sejak aku remaja, bunda tak pernah melarangku dekat dengan siapa saja. Termasuk lawan jenis. Aku selalu terbuka dengan bunda, meski bunda hanya senyam-senyum acapkali mendengarku bercerita tentang teman lawan jenisku. "Bunda selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anak bunda..kalau yang tidak baik ya akan dijauhkan Allah..jangan terlalu dalam dalam berperasaan ya nak..," itulah kata-kata yang paling sering bunda ucapkan ketika aku mulai kelihatan terlalu mengagungkan "cinta".

Akhirnya dengan tertawa kecil aku mencoba menjelaskan kepada bunda, "Bukan bun, bukan cinta yg itu. Bisa aja kan cinta sama Allah, Rasulullah, keluarga, temen..hehehe". Aku tau bunda di seberang pulau sana mesem-mesem dengar kata-kataku. Mungkin bunda tak ingin aku malu terlalu lama, maka bunda mengganti topik pembicaraan. Kali ini tentang Aira, keponakanku satu-satunya yang ngegemesin. Meski pembicaraan telah berganti topik, otakku masih melayang-layang memikirkan perkataan spontan-ku tadi, serta peringatan bunda. Semua campur aduk di kepala, menunggu jalan keluar. Karena sangat menghargai bunda, aku coba terus mengikuti alur pembicaraan beliau. Hingga tiba saatnya ia ingin berbicara dengan adikku,telepon genggam kuangsurkan ke genggaman si gendut (panggilanku kepada adik-red). 

 Mulailah aku berfikir tentang percakapanku barusan dengan bunda. Sendiri di kamar, dengan tatapan menerawang ke langit-langit kamar. Aku mencoba menelusuri arti perkataan bunda tadi. "Apa benar yang aku fikirkan hanya seputar cinta? Belakangan ini sepertinya iya..". Entah itu pada siapa, aku tak tahu. Yang terasa hanyalah merasa terlalu berlebihan menyikapi suatu peristiwa belakangan ini. Apalagi, terkait masalah hati.
Bunda mengingatkanku, memukulkan palu godam tepat di otak belakangku. Seketika membuatku tersadar, bahwa cinta bukanlah satu-satunya yang harus dijadikan "asupan" kebahagiaan di dunia. Bahwa cinta tidak perlu dibawa terlalu dalam. Bahwa semua yang datang pasti akan hilang. 

Kebahagiaan bukan hanya seputar masalah cinta. Kebahagiaan itu dicipta, bukan hadir sendiri. Jangan menjadikannya sandaran, meski kita tak mungkin bisa hidup tanpa kehadirannya.
 
Pelajaran : Jangan menganggap cinta sebagai kuasa. bersikaplah biasa, berperasaanlah dengan sederhana. karena ketika itu tak lagi ada, kau masih punya yang luar biasa :)

*catatankasar, Rawamangun 08 Agustus 2011

Love,



Share:

Aug 7, 2011

Cerita hari ini.

01.45 p.m
Aku benar-benar bangun ketika waktu menunjukkan pukul seperti yang ku tulis diatas. Disgusting bagi seorang gadis perawan, mungkin. tetapi insomnia akut yang sejak awal Ramadhan menggelayut di pelupuk mata membalaskan dendamnya pada malam tadi.
Bukan segar yang didapat, aku malah terbangun seperti seorang renta. Batuk tanpa dahak yang sangat menyiksa tenggorokan, muka lecek, rambuk acak-acakan. Belum lagi pakaian lengkap yang masih kukenakan sejak bepergian sampai larut malam tadi.
Sebenarnya hari ini ingin kuawali dengan "menyibukkan" diri dengan kasur. Leha-leha, istilahnya. Apalagi batuk yang sangat menyiksa ini membuatku berfikir ulang untuk keluar, berinteraksi dengan orang. Yang ada mungkin aku hanya akan menambah dosa, menyebar penyakit (lebay).
Tetapi memang pada dasarnya kaki ini pecicilan, sehabis shalat zuhur aku pun mulai berfikir untuk menuntaskan nafsu-ku belanja buku di Gramedia. Apalagi aku sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja (hati, kali ini). Aku berfikir lebih baik tidak berada di kamar daripada aku mati dalam beku dan diam.
Mulailah aku mempersiapkan amunisi. Merupakan suatu keberuntungan tidur dengan pakaian lengkap. Aku hanya perlu mencuci muka dan sikat gigi (sudah biasa tanpa mandi-red). Setelah persiapan selesai, maka kakiku pun mulai melangkah ke shelter Transjakarta terdekat.
Sesampainya di dalam bus, aku mulai melakukan kebiasaan setiap naik kendaraan umum : menyumpal telinga dengan senapan lagu-lagu dalam Kube kuning kesayanganku. Parah (goblok, mungkin) nya, Kube kuning yang baru saja dicharger kemarin melalui PC-ku ternyata MATI TOTAL. Kesalahan : AKU MENCHARGER-NYA DALAM KONDISI HIDUP = USELESS = BEGO. Yah, mungkin karena puasa..wajar bila seseorang tidak fokus pada saat Ramadhan.. (semoga aku tidak dikutuk Tuhan karena mengkambinghitamkan bulan puasa T.T). Untung masih ada handphone ku yang baterai-nya pun sudah dalam tahap "warning".
Akhir cerita di bus, sampailah aku di Gramedia Matraman. tujuannya sih ingin membeli buku Dan Hujan Pun Berhenti-nya Farida Susanti. Buku pertamanya berjudul Karena Kita Tidak Kenal sukses membuatku kecanduan seperti pemakai obat-obatan terlarang. Farida Susanty adalah penulis muda (lahir tahun 1988) tetapi telah mendapatkan Literary Award tahun 2007 sebagai Penulis Muda Berbakat. Menurut pendapatku sendiri, tulisannya tidak seperti tulisan dalam novel teenlit zaman sekarang yang selalu mengobral cinta hingga kata itu terdengar murah (an). Ia mencoba keluar dari mainstream, menggali lebih dalam apa yang ada di lubuk hati manusia, yang tak terjamah, tetapi juga sebenarnya tidak tabu untuk diobral. Tentang pencarian arti Tuhan, misalnya (one of my fave "object-of-research" :p). Kalau sempat, mungkin kalian yang membaca ceritaku kali ini bisa mencari karyanya di toko-toko buku terdekat :)
Selagi mencari-cari letak bukunya, aku melihat-lihat koleksi buku terbaru. Belum ada yang menarik, meski lain kali aku akan coba membeli karya Tere-Liye terbaru, yang sudah menjamur tetapi belum sempat aku baca. Seingatku, karya terakhir penulis yang dari nama penanya tersebut aku duga seorang wanita (padahal pria,ups! maaf kang :D ) yang aku baca adalah Semoga Bunda Disayang Allah. Buku yang sukses (selalu) mengucurkan dua aliran air asin secara deras dari mataku.
Sebelum buku Dan Hujan Pun Berhenti aku dapatkan, aku tertarik melihat buku yang berjudul Cemburu Itu Peluru. Entah karena aku sedang merasa seperti judul buku itu, atau...entahlah (galau not detected). Ternyata buku itu adalah kumpulan short stories dari kata2 yang ada dalam @fiksimini, sebuah akun penulisan puisi/cerita pendek (140 karakter) di Twitter. It is also one of my fave following account :)
Here is the book..


TERTARIK! Apalagi bonusnya adalah free CD berisi 9 film pendek. What a nice offer! Buku langsung masuk dalam genggaman. Aku sempat membaca buku Pocongg juga Pocongg-nya @pocongg, sebuah akun "gokil" di Twitter juga. Selain itu, buku yang paling lama aku baca adalah buku karya Indra Herlambang (curahan hati seorang galau-kalau tidak salah), bercover kuning nyentrik dengan cover full-body-nya Indra sendiri. Nice, menceritakan buah fikirannya tentang kehidupan sehari-hari yang sangat dekat dengan kita. Membuatku ingin terus menulis dan kritis seperti dia.
Tiba-tiba..udara dingin yang menusuk dari pendingin ruangan membuatku...... INGIN MAKAN RAMEN SUPER PEDAS! Astaghfirullah..aku tau ini sangat melenceng dari topik. Tetapi aku langsung mengajak seorang teman untuk berbuka puasa bersama di resto ramen terdekat. Voila! teman menyanggupi dan akhirnya...AKU LUPA BELI BUKUNYA Farida Susanty! Yaoloh mi ramen..mengapa engkau tega..sampe lupa gini. Entah kebodohan keberapa hari ini -_____-"
Aku sempat membeli minuman botolan di depan Gramedia, antisipasi kalau ternyata aku masih di jalan ketika adzan Magrib berkumandang. Selagi membeli, aku juga bertanya kepada bapak2 penjual tetang akses kendaraan yang bisa aku tempuh ke resto ramen terdekat TANPA harus dengan Transjakarta. Menunggunya itu loh..bisa lepas engsel kakiku. Beruntung, alhamdulillah, resto ramennya masih bisa ditempuh dengan angkot. Sempat terlintas fikiran bahwa si bapak dulu narik kali ya? Becanda. peace, rocks pak \m/
Di angkot, suasana menjelang senja seperi ini selalu menjadi favoritku. Memandangi riuhnya orang2 kembali ke rumah sehabis bekerja ditambah ramainya orang yang mengantri membeli panganan untuk berbuka puasa menjadikan harmoni sendiri dalam mata. Apalagi suasana di dalam tidak ramai, hanya aku dan 2 orang lain. Tetapi ketentraman sedikit terganggu sodara-sodara. Ketika menunggu penumpang lain, supir angkotku dibentak dan dimarahi oleh supir angkot bernomor sama yang sedang ngetem di sebelahnya. Bukan salah sopir angkotku, ia tidak ingin ngetem sebenarnya. Hanya saja ada metromini yang sedang berhenti di depannya, sehingga ia stuck. Perlahan sopir angkotku menanggapinya dengan bercanda dan tertawa. Aku kagum, masih ada sopir angkot yang dengan nrimo dibentak-bentak, apalagi masalah sepele. Sepanjang perjalanan hidupku hingga detik itu, sopir angkot selalu identik dengan kata "galak" dan "seram". Toh yang naik selama angkotnya stuck hanya 2 orang. apalah arti 2000x2 = 4000. Mungkin sangat berarti bagi sopir angkot seperti mereka. Apalagi bulan puasa selalu beriringan dengan kenaikan harga apa saja. Entah apa maksud dan tujuannya.
Tetapi aku masih kagum dengan ketenangan sopir angkot yang sedang ku naiki. Legowo, orang jawa menyebutnya. ia sudah bisa mengendalikan diri, amarahnya, apalagi ini bulan puasa. Sangat beda sepertiku. sedang ada masalah sedikit seperti sekarang ini saja sudah kabur, bukannya dihadapi. *shy*
Setelah kejadian tersebut, si sopir angkot masih saja terus tersenyum sepanjang jalan, pembawaan mungkin. Ia bahkan lebih memilih untuk memutar musik melalui pemutar kaset tua dalam angkotnya. Sembari mencari-cari botol minuman (untuk berbuka-red), ia pun sibuk memilih kaset. Mengalirlah lagu yang aku sendiri tidak tau milik siapa -____-"

taken candidly
Ini cerita lain lagi. jadi, sejak awal aku masuk dalam angkot, ada bapak2 yang sudah tua (menurutku), senyum padaku. Aku membalasnya dengan senyuman, sembari memperhatikan seragamnya. 

see the uniform used by the man? ;)
Mungkin dinas kebersihan jalanan atau taman, fikirku (iya gak sih? aaaa -__-" takut salah). Yang pasti pekerjaannya capek, menurutku. Memang ada pekerjaan yang tidak capek? NONE, actually. Tetapi maksudku pekerjaannya pasti terasa lebih berat di bulan puasa begini. Berbeda dengan pekerja kantoran yang berada dalam ruangan ber-AC. 
Entah ia sedang berada dalam perjalanan pergi atau pulang dari pekerjaannya, aku tak ingin jauh bertanya. Aku takut tersasar, karena belum pernah naik angkot ke resto ramen tempatku biasa. Aku hanya memperhatikan, karena keliahatannya muka bapak ini begitu teduh. Pembawaannya pun tidak jauh berbeda dari sopir angkot yang selalu diajak bercakap-cakap ringan olehnya.
Mengingat usianya yang menurutku cukup tua untuk jadi seorang pekerja lapangan,aku iba. Berfikir "betapa berat pekerjaannya. Beda dengan ayahku. Tapi yang aku lakukan hanya foya2 selama bulan puasa ini. Sedangkan bapak di depanku ini mungkin hidupnya tidak segampang aku yang masih dipenuhi segala kebutuhannya oleh ayah..". Aku mulai galau, tetapi bukan hati kali ini. Sikap. kebiasaan hedon. Ya Allah ini susah sekali dihilangkan..ampuni saya T.T lain kali janji akan tidak terpengaruh setan-setan genit. *eh?
Aku juga belajar bagaimana cara menghadapi masalah. Setidaknya, aku tidak main kabur seperti ini (seperti biasa-red), tidak membuat khawatir orang lain. Masih banyak yang harus aku kejar, aku perjuangkan, aku fikirkan. bukan hanya masalah menye-menye atau unyu-unyu. Masih banyak orang yang tidak seberuntung diriku, punya masalah lebih berat dari aku. Tetapi mereka masih hidup, bahkan lebih kuat dari aku. Ya, aku belajar banyak dari perjalanan (setengah) sendiri hari ini. That's why i always love being a single-traveler :)

Dear pelajaran hari ini, aku menyebutmu, terima kasih :) 
Love,
Share: