(pic credit : pinterest @meenpug)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Loyalitas artinya
adalah kepatuhan, kesetiaan. Menurut gue sendiri, loyalitas itu erat kaitannya dengan
prinsip hidup.
Begini.. belakangan ini gue banyak banget ketemu orang
dengan berbagai latar belakang, umumnya jauh lebih tua daripada gue. They are
married. Gue mungkin salah satu orang paling muda diantara orang2 baru ini. Gue
banyak belajar tentang etos kerja, teknik, skill, sampai bagaimana cara
memenangkan hati klien.
Namun, entah kenapa hal-hal baru yang datang selalu sepaket:
baik dan buruknya. Buruknya, gue malah jadi mempertanyakan hal yang gue
sebutkan di atas: Loyalitas
Seberapa besar sih loyalitas yang lo punya dan memegang
peranan dalam hidup lo?
Seberapa besar arti kesetiaan yang lo harapkan dari
orang-orang sekitar lo?
Misal, seorang pekerja yang loyal akan bertahan terus di
perusahaannya meskipun gajinya minim, namun mungkin atasannya memberikan
kenyamanan bekerja untuknya.
Seorang guru yang setia mengajar dan memberikan pengetahuan
terbaik kepada anak didiknya meskipun tanpa tanda jasa untuknya.
Seorang istri/suami yang setia kepada pasangannya meskipun
harus makan sepiring berdua… halah. :D
Soal kesetiaan juga yang akhir2 ini sering jadi beban
fikiran sendiri jauh di dalam benak gue. Orang-orang baru yang gue temuin ini
serupa, tapi tak sama. Punya istri, tapi main gila dengan rekan sejawat. Punya
anak, tapi hobinya kobam.
Apa pernikahan itu cuma jadi sebuah legalitas? Ada yang
nyeletuk “ah nanti lo juga ngerasain sendiri… bosen sama istri/suami lo..
refreshing dikit gakpapa lah..”
Masya Allah. Amit2 (ketok pala).
Kalo masalah bosen, gue juga belom ngejalanin pernikahan
jadi ga tau. Tapi selama prinsip loyalitas masih lo pegang, ditambah janji
Akad, gue rasa sih kalo lo masih ga setia setelah jadi suami/istri, ada yang
salah dalam otak lo.
Setia itu pilihan sih, bukan kesempatan.
Jadi manusia yang udah dikasih akal pasti bisa milih, mau
setia atau engga. Bukan tergantung kesempatan yang datang.
Gue jadi was-was sendiri, apa bener kehidupan setelah
pernikahan jadi se-serem ini? Lo ngerasain bosen, udah ga ada lagi “sparks”
kaya lo pacaran karena semua benteng2 sudah dirubuhkan atas dasar pernikahan.
Gimana dengan anak? Itu kan harta, titipan Allah buat lo di
dunia. Kalo lo aja gak setia sama pasangan, lo gak malu dengan anak lo? Yang
meskipun gak tau apa2, tapi lo gak pantes jadi contoh yang baik buat dia. Lo gak
amanah, gak bisa menjaga titipan Allah dengan baik.
Maap2 jadi kebawa emosi.. abisnya masih gak habis fikir aja.
Loyalitas itu sekarang ada dimana?
Yang punya suami/istri aja bisa selingkuh.. apa kabar dengan
yang masih pacaran? Apa kabar dengan yang namanya kesucian perasaan yang Tuhan
berikan cuma-cuma?
Di dunia ini apalagi sih yang gak bisa dibeli dengan uang? Selain
keluarga, sahabat, cinta dan kesetiaan?
Titip do’a ya, Tuhan. Jauhkan hamba dari segala bentuk
ke-tidak-loyal-an sebagai manusia dengan akal sehat dan perasaan yang tanpa
cacat.
Cilandak, 19 Mei 2016
18.11


0 comments:
Post a Comment