Dec 9, 2013

I Love My Life

As simply as the title, i do love my life a lot. Bukan membanggakan, atau malah ingin pamer. Hanya sekedar berusaha mensyukuri apa yang Tuhan sudah kasih untuk saya. :)

Saya memang tidak kaya, orang tua pun tidak. Saya hanya berasal dari keluarga yang sederhana, dengan seorang ayah dan ibu yang hebat. Mereka cukup, sangaaaat cukup untuk menjadi pondasi bagi keluarga kami. Hingga kami tumbuh tanpa secuil pun kekurangan dalam sebuah kehangatan keluarga. Bahkan hingga hampir semua anak dari ibu saya merantau untuk sekolah dan bekerja, kami masih tetap disatukan oleh perasaan cinta yang luar biasa. Lebih dekat malah.

Saya tidak cantik (ya meski ga ada yang bilang jelek juga :p). Tapi saya selalu percaya saya cantik (nah loh bingung kan?). Ya maksudnya saya selalu percaya apa yang Tuhan sudah "setting" di tubuh saya adalah hasil karya terbaik dari tangan Dia yang terbaik, jadi saya selalu menjaganya. Mensyukuri, lebih tepatnya. Saya bersyukur punya seseorang yang (mungkin) merasa saya adalah wanita paling cantik (ciegitu). Seseorang yang selalu mengajarkan saya untuk bersikap dan berlaku sederhana, begitu bersahaja. Seseorang yang mampu membuat tertawa saat saya sedang sedih-sedihnya, yang mau ngapus airmata saya dan ngatain saya jelek kalo lagi nangis (iya lupa ada yg ngatain jelek, but it was an exception), yang masih mau nyium kening saya bahkan saat saya sedang lecek2nya. Seseorang yang sejak tanggal 21 Oktober 2010 hingga detik ini masih ingin bersama saya. Apa lagi yang saya butuhkan?

Saya tidak harus berpura2 agar orang mencintai saya, atau menggelontorkan kisah-kisah dusta untuk membuat orang merasa simpatik terhadap saya. No, none of you should do these because its digsusting. People may notice you at first but might dump you later on. Bersikaplah apa adanya, namun bukan berarti tidak mempunyai etika pergaulan. Berbaurlah, tetapi jangan biarkan dirimu menjadi campuran. Kamu tetap harus menjadi 1 unsur yang berdiri sendiri. Tidak perlu ikut-ikutan merokok, mabuk2an, drugs, free-sex, yang bukan mencerminkan dirimu. Jangan ikut arus yang buruk, yang tidak berguna untuk hidupmu, masa depanmu? Takut kehilangan teman? Bullshit. Kalau kamu menjadi apa adanya kamu, berbuat baik dengan semua orang, punya attitude bagus, saya yakin semua orang ingin menjadi temanmu. Jadilah orang yang menyenangkan, bisa memberi energi positif untuk lingkungan. Jujur, sampai sekarang saya masih berusaha untuk itu kok. Kamu gak sendiri :)

Saya tidak punya banyak sahabat, meskipun teman mungkin tidak bisa terhitung. Tetapi saya bersyukur masih ada sahabat yang rela saya telp kapan aja disaat saya galau, sedih, marah, emosi. Masih ada yang mau saya marah2in (padahal bukan salahnya, tapi habis itu saya tetap minta maaf) kalo saya lagi kesel sama orang. Masih ada yang mau nemenin saya "kabur" tengah malem ke resto 24 jam buat saya "gegalauan". 
Sebenernya hidup saya gak lebih baik dari orang lain, gak juga lebih buruk. Ini cuma cerita saya yang sedang menghargai hidup saya yang masih Tuhan izinkan untuk diperpanjang hingga saatnya. Catatan ini juga dibuat sebagai pengingat saya untuk selalu mensyukuri hidup apapaun keadaan yang terjadi nanti.
Cobalah berhenti berusaha begitu keras untuk "being involved in a society", stop being a social climber. You only ashamed yourself, guys. Trust me :)

Better you improve your self-quality, berteman baik dengan semua orang tanpa berpura2, berhenti berusaha untuk terlihat "sama". Beda itu indah kok, intinya kita harus menghargai aja apa yang kita punya. Semuanya akan terlihat indah, tanpa kita perlu banding-bandingkan dengan punya siapa. Coba urutkan seperti cerita saya: ada berapa banyak orang kah yang harus anda hargai keberadaannya? Mungkin saja lebih banyak dari saya :)

image

image

image


Share:

Nov 18, 2013

Mimpiku? Kuliah di Curtin University jurusan Food Science and Technology. Kamu?

"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.."- Andrea Hirata



Setiap manusia pasti pernah bermimpi, kan? Yah setidaknya bagi manusia yang sudah dewasa. Entah itu bermimpi untuk menjadi Pengusaha, Pilot, Dokter, atau profesi lain yang berhubungan dengan cita-cita gitu. Tapi, ada juga manusia yang selalu punya banyak mimpi, saya salah satunya. Sejak kecil hingga detik ini, saya selalu punya mimpi (mimpi) baru yang membuat hidup saya jadi lebih berwarna. Mulai dari jadi astronot, pramugari (failed - mata saya divonis minum sejak SMP), psikolog, jurnalis, editor, dan pengusaha bidang kuliner. Nah, untuk yang terakhir ini, mungkin yang paling saya damba-dambakan hingga akhir hayat. Jujur, di sisa usia saya nanti, saya (masih) bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha kuliner yang mempekerjakan banyak orang. Saya hanya menikmati hari tua dengan bersantai bersama keluarga, dan sesekali melihat usaha-usaha kuliner saya (Tuhan, jangan bilang ini naif ya hehe).

Nah, satu lagi mimpi saya yang lupa kesebut: dapet beasiswa kuliah ke luar negeri, semuanya gratis tis tis! Siapa yang tidak mau, coba? Tapi saya bukan orang yang bisa hidup terlalu jauh dari orang-orang tersayang (manja), gimana dong? Akhirnya saya memutuskan ingin kuliah di luar negeri namun tidak jauh dari Indonesia. Australia! Yap, pilihan paling tepat. Hanya kurang dari 6 jam, saya sudah bisa mencapai Negeri Kangguru. Saya mulai telusuri informasi kampus yang bagus di Australia. Ketika membaca salah satu website konsultan pendidikan di jakarta, Anzac Education (sejak 1979), pas banget ada informasi tentang Curtin University Australia yang terletak di Perth, Ibukota Negara Bagian Australia Barat. Keren nih kayaknya! Nyari-nyari jurusan yang pas sama minat dan bakat... Eh nemu! Jurusan yang lagi "heitz" banget jaman sekarang, Food Science and Technology. Baca di konsultan pendidikan juga, jurusan ini tuh juga salah satu jurusan yang paling favorit di Curtin University. Sepertinya mimpi dimulai dari sini... (drumroll)

Kalo saya kuliah sampe Bachelor di jurusan Food Science and Technology di Curtin University, saya pasti seneng banget! Bisa kuliah di kampus favorit, jurusan favorit, sesuai sama minat dan bakat pula. Saya bakalan kuliah dengan sepenuh hati pasti, biar bisa secepatnya wujudin mimpi saya buat jadi pengusaha kuliner di Indonesia. Kuliner di Indonesia kan ga kalah enaknya sama kuliner asal negara lain, misalnya Italia, Eropa, Jepang, Thailand. Buktinya, rendang khas Padang dan nasi goreng jadi salah satu makanan terfavorit di dunia. Indonesia harusnya bangga, dan lebih mengeksplor lagi karakteristik dan keunikan cita rasa kulinernya. Nah, itu cita-cita saya. Setelah lulus kuliah nanti dengan gelar BSc. saya pasti bisa memiliki ilmu dan pengalaman secara langsung di industri makanan modern, dan pastinya bisa jadi ahli makanan di Indonesia. Ngebayanginnya aja udah keren banget.. bisa jadi Food Technologist/Food Processing Technician di Indonesia, menjamin gizi2 yang terkandung dalam makanan di Indonesia. Untuk anak-anak khususnya, biar ga ada lagi yang namanya gizi buruk, keracunan, dan lain-lain, karena saya sudah memeriksa makanan tersebut sebelum sampai ke tangan konsumen dengan teknologi yang canggih. Yay, keren banget kan tuh!

Kebutuhan pangan kan juga kebutuhan pokok manusia, dan pastinya bakalan everlasting  kalo punya bisnis di bidang ini. Selain bisa menjaga kebutuhan gizi baik untuk rakyat Indonesia, para sarjana dengan gelar BSc. nanti (saya termasuk di dalamnya, aamiin) bisa juga mempunyai usaha bidang kuliner yang membantu membuka jalan mata pencaharian rakyat Indonesia. Culinary never dies! Tapi bukan sembarang usaha loh.. karena usaha ini bakalan terjamin kesehatan dan kandungan gizinya. Semacam restoran organik gitu mungkin? Hehe :)

Hmm, mimpi yang indah-indahnya kayanya mesti di-stop sebentar deh. Soalnya, untuk menjadi BSc., saya harus mengikuti serangkaian mata kuliah yang mungkin baru dalam hidup saya. Yah.. mungkin akan sedikit berat, but it will be very exciting! F
ood microbiology, food safety, food regulations and law, food production, processing and preservation. Cool! Saya bakalan meneliti makanan dan terjun langsung dalam industri makanan dan teknologi. Suatu perpaduan yang komplit, kan?

Ah.. rasanya ga sabar (salah satu) mimpi indah ini terwujud. Namun seperti kata Donny Dhirgantoro (penulis novel 5cm), "Dan bermimpi saja tidak akan pernah cukup...Dan sebuah impian memang seharusnya tidak perlu terlalu banyak dibicarakan,tetapi diperjuangkan", maka marilah kita sama-sama berjuang untuk mimpi kita. Jangan pernah berhenti mengejar, layangan putus aja dikejar kok hehehe. Dan tetap percaya, selalu ada jalan menuju Roma.. :)



Share: