Apr 18, 2011

After sunday morning call Part II

Seperti biasa, bunda menelpon aku di minggu pagi. Yah, rutinitas biasa. Entah itu sekedar menanyakan kabarku atau bahkan bercerita panjang lebar tentang apa saja yang terjadi di keluargaku seminggu ini.
Pagi itu aku bangun awal sekali, ingin menulis sebenarnya. Tetapi entah kenapa otak ini seperti stuck, tidak ada yang mengalir lancar dari dalam otak ke seluruh sel-sel jemari untuk menggoyangkannya diatas keyboard. Yah, seperti siang ini.
Siang ini adalah siang yang "sebenarnya" sibuk. Aku masih harus menyelesaikan beberapa deadline tugas dan kerjaan diluar kuliah. Panggilan mengajar juga ada untuk sore nanti. Tapi mungkin semuanya akan terbengkalai karena aku sedang ini menggoyangkan jari.
Aku teringat percakapan dengan bunda di minggu pagi. Bunda mengeluh tentang adikki satu-satunya yang sekarang sudah mulai "goyah". Yah tidak perlu aku jelaskan disini, tetapi Bunda mulai menceramahiku dengan wejangan-wejangan seperti biasa. Intinya, aku harus selalu mengikuti kata hati dalam melakukan apapun. Karena aku dan Bunda serta seluruh anggota keluarga yang lain memang sangat terbuka, Bunda to the point mengatakan padaku bahwa harus mengikuti kata hati dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk dengan teman dekat. Yah Bunda tahu aku sedang dekat dengan siapa, aku menyebutnya silent-man.
Bunda tidak pernah sekalipun melarang ku untuk berhubungan dengan siap saja. Yah, mungkin bunda tidak pernah melihatku bermasalah dengan hubunganku bersama orang2 terdekatku.
Tetapi kata-kata bunda membuatku "sedikit" berfikir. Benarkah yang kujalani ini adalah kata hatiku? Menilik ke belakang, aku mulai menjalani hubungan ini "memang" dengan sedikit keragu-raguan. Mangapa? Mungkin terlalu banyak yang aku "telah" ketahui. Atau bahkan masih banyak lagi "konspirasi2" yang tersimpan diluar sana.
As time goes by, aku mulai meyakini. Yah walaupun tidak sepenuhnya. Yang kulakukan juga tetap sama, mencoba bertahan, percaya. Aku sering melakukan kegiatan2 diluar mainstream, sejujurnya hanya untuk meyakini, mencari bukti, bukan janji.
Ahh...telepon genggamku berdering lagi! Sudah dulu ya, nanti pasti aku lanjutkan lagi. Aku masih akan terus belajar memahami esensi hubungan ini.

-Ms-
Share:

0 comments:

Post a Comment